Berita

Prabowo Ngaku Presiden Buruh, UU PRT Masih Gantung: Partai X Tanya, Ini Dukungan atau Pemanfaatan?
Berita Terbaru

Prabowo Ngaku Presiden Buruh, UU PRT Masih Gantung: Partai X Tanya, Ini Dukungan atau Pemanfaatan?

beritax.id – Dalam peringatan Hari Buruh Internasional 2025, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa dirinya kini menjadi presiden bagi buruh, petani, dan nelayan. Dalam pidatonya di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Kamis, Prabowo menyampaikan rasa terima kasih kepada buruh yang disebutnya selalu setia mendukungnya sejak pertama kali mencalonkan diri.

"Saya merasa menjadi Presiden buruh, petani, nelayan, orang yang susah," ujar Prabowo disambut teriakan "Prabowo!" dari massa buruh. Ia juga berjanji menghapus kemiskinan, menyediakan pendidikan gratis, serta menjamin layanan kesehatan yang terjangkau bagi rakyat.

Presiden juga menyinggung bahwa dirinya telah lima kali maju dalam pemilihan presiden dan baru menang di percobaan kelima. Ia menekankan bahwa dukungan buruh tak pernah surut, bahkan dalam kekalahan beruntun selama dua dekade terakhir.

Partai X: May Day Bukan Ajang Nostalgia, Tapi Tuntutan Realita

Menanggapi pidato Presiden, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute Prayogi R Saputra menilai bahwa Hari Buruh seharusnya jadi panggung kebijakan, bukan sekadar pidato romantis. “Di panggung Presiden bicara janji, tapi di jalan buruh tetap dibalas gas air mata,” tegas Prayogi.

Ia mempertanyakan konsistensi antara ucapan dan kebijakan nyata. Sebab selama aksi May Day berlangsung, aparat keamanan masih menghadirkan pendekatan represif terhadap massa buruh di beberapa titik. “Pidato hanya bergema di mikrofon, tapi keadilan sosial masih sunyi di jalanan,” katanya.

Partai X kembali mengingatkan bahwa tugas pemerintah adalah tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Maka, jika seorang presiden mengklaim dirinya milik buruh, bukti nyatanya harus ada dalam kebijakan, bukan hanya retorika.

“Buruh tidak butuh nostalgia pemilu, tapi jaminan hidup yang nyata,” ujar Prayogi. Ia menegaskan, perayaan May Day tanpa perlindungan hukum dan pengakuan hak pekerja hanya akan menjadi festival seremonial tanpa makna.

Partai X: Buruh Bukan Figuran Demokrasi

Bagi Partai X, buruh adalah pemilik sah dari negara ini. Pemerintah hanyalah pengelola amanah rakyat. Negara yang sehat harus mengakui posisi buruh bukan sebagai alat ekonomi semata, tetapi sebagai pemegang hak pemerintah, hukum, dan sosial yang setara.

"Buruh jangan cuma dibutuhkan saat kampanye dan ditinggal saat berkuasa," kritik Prayogi. Ia menekankan pentingnya pengesahan segera UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan evaluasi sistem upah serta jaminan sosial pekerja informal dan sektor rumah tangga.

Partai X mendesak agar Hari Buruh ke depan tidak lagi diisi hanya dengan retorika penguasa. May Day harus dijadikan momentum legislasi, reformasi upah, dan penguatan jaminan ketenagakerjaan. Pemerintah harus membuka ruang dialog yang jujur, bukan mengurung buruh dalam pujian kosong.

“Kalau Presiden merasa jadi milik buruh, buktikan dengan UU, bukan hanya ucapan,” tutup Prayogi. Partai X juga menyerukan agar seluruh elemen buruh bersatu memperjuangkan agenda kebijakan nyata, bukan sekadar menghadiri panggung kampanye terselubung.