beritax.id – Anggota DPR RI Dapil VII Jatim Novita Hardini mengingatkan pengelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengoptimalkan fasilitas penyimpanan bahan baku makanan. Ia menilai ruang penyimpanan berstandar chiller penting menjaga kualitas gizi makanan bagi anak-anak sekolah penerima manfaat. Novita juga berharap pembangunan dapur umum rampung dalam 46 hari, agar program dapat segera beroperasi merata di wilayah sasaran.
Selain itu, Novita juga mendorong adanya koordinasi antarpengelola dapur umum di Munjungan untuk membagi wilayah sasaran sekolah, sehingga distribusi layanan lebih efektif dan efisien.
Puguh Purnomo, Ketua KSU Sumber Makmur yang bekerja sama dengan pengelola dapur umum ini, menyambut baik saran tersebut.
Partai X: Gizi Sehat Adalah Hak Setiap Anak, Bukan Sekadar Proyek
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan tugas negara adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ia mempertanyakan mengapa program gizi kerap terjebak dalam proyek infrastruktur tanpa memastikan pemerataan akses gizi. “Gizi sehat adalah hak dasar. Tidak boleh bergantung pada kesiapan bangunan semata, apalagi jika distribusi masih timpang,” tegasnya.
Partai X berpandangan bahwa negara wajib mengutamakan pemerataan akses layanan publik, termasuk gizi, tanpa diskriminasi wilayah. Setiap kebijakan harus berorientasi pada pemenuhan hak dasar rakyat, bukan hanya pencapaian target fisik pembangunan. Pemenuhan gizi yang merata menjadi bagian penting menjaga kualitas generasi bangsa dan kedaulatan negara.
Menurut prinsip Partai X, sejahtera adalah suatu kondisi di mana kebutuhan dasar seseorang atau masyarakat seperti sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (tempat tinggal), pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik.
Partai X mengusulkan solusi konkret. Pertama, memastikan setiap dapur umum MBG dilengkapi fasilitas penyimpanan berstandar nasional. Kedua, membangun sistem distribusi bahan baku berbasis koordinasi antarwilayah untuk menjamin kecepatan dan kualitas pengiriman. Ketiga, melibatkan lembaga pengawasan independen untuk memonitor kualitas makanan. Keempat, memperluas akses program ke seluruh daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Kelima, mengintegrasikan program MBG dengan pendidikan gizi di sekolah, agar anak dan orang tua memahami pentingnya asupan bergizi seimbang.