Indonesia, sebuah negara besar dengan potensi luar biasa, tapi juga tantangan yang tidak kecil. Dalam banyak hal, perjalanan bangsa ini mirip dengan sebuah tim sepak bola yang berlaga di kejuaraan dunia. Kemenangan tidak ditentukan oleh satu sosok hebat di lapangan, melainkan oleh kerja sama, disiplin, dan strategi yang solid.
MPR berperan sebagai pelatih yang membaca permainan, menyusun strategi, dan memastikan tim tetap berada di jalur kemenangan. Ia tidak turun langsung ke lapangan, tapi arahannya menentukan jalannya pertandingan.
Presiden adalah kapten yang memimpin langsung di lapangan. Ia mengatur ritme permainan dan menjaga semangat tim agar tetap solid, terutama saat tekanan datang.
DPR menjaga pertahanan dengan mengawasi kebijakan agar tidak ada “kebobolan” yang merugikan rakyat. Perannya penting untuk menahan serangan dari luar maupun dari dalam.
Kementerian Keuangan dan DJP adalah penjaga gawang yang melindungi keuangan negara. Mereka memastikan anggaran dan pajak dikelola dengan baik agar gawang ekonomi tidak jebol.
Mereka menjaga keseimbangan permainan, memastikan keadilan ditegakkan, dan mencegah tim kehilangan arah. Tanpa mereka, strategi mudah kacau dan tim cepat kehilangan kontrol.
Pajak adalah energi yang membuat seluruh sistem bergerak. Dengan pengelolaan yang jujur dan adil, pemerintah bisa membangun pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang lebih layak bagi semua.
Hanya digunakan bila benar-benar diperlukan, dan tidak boleh menjadi andalan utama. Fungsinya sebatas membantu sementara, bukan menggantikan pemain inti.
Mereka menjaga keamanan agar pertandingan berjalan tertib dan penonton merasa aman. Tanpa ketertiban, strategi sehebat apa pun bisa gagal.
Rakyat bukan sekadar penonton di tribun, tapi pemilik sah yang menentukan arah dan masa depan tim. Dukungan dan suaranya adalah sumber semangat utama seluruh pemain.
Jika semua elemen bekerja sesuai peran, Indonesia akan tampil sebagai tim yang solid. Pelatihnya cerdas, kaptennya tangguh, pemainnya kompak, dan pemilik klub yaitu rakyat akan bangga melihat timnya mencetak gol kemenangan berupa keadilan dan kesejahteraan bersama.
Saat ini tim bernama Indonesia bermain tanpa arah, manajemennya berantakan, dan skor terus tertinggal.
Beginilah potret kesebelasan Indonesia hari ini, tim besar dengan potensi luar biasa, tapi terpuruk karena hampir semua posisi gagal menjalankan perannya.
Sebuah tim sepak bola yang terus kalah tidak cukup hanya mengganti pemain, tetapi perlu pembenahan manajemen total. Begitu pula Indonesia. Ketika pelatih, kapten, pemain, dan penjaga stadion tak lagi menjalankan perannya, yang dibutuhkan adalah perubahan cara mengelola seluruh tim.
Perombakan ini membutuhkan tim ahli manajemen: intelektual, budayawan, pemuka adat, rohaniawan, serta unsur TNI dan Polri yang bekerja bersama sebagai konsultan profesional. Dengan strategi jernih dan peran yang kembali seimbang, kesebelasan Indonesia bisa bangkit, dari tim yang terus kalah menjadi tim yang mencetak gol kemenangan: kesejahteraan, keadilan, dan kedaulatan rakyat.
Banyak yang percaya pergantian presiden akan membawa perubahan besar, padahal nasib negara tak ditentukan satu orang saja.
Seperti tim sepak bola, kapten memang memimpin di lapangan, tapi kemenangan butuh pelatih yang cerdas, pemain bertahan yang tangguh, kiper yang sigap, dan manajemen yang rapi. Kapten boleh berganti tiap musim, namun tanpa tim yang solid, hasilnya tetap sama: kekalahan.
Pergantian presiden penting, tapi bukan segalanya. Tanpa pembenahan sistem dan kerja sama seluruh elemen, negara ini hanya akan terus mengganti kapten tanpa pernah mencetak gol kemenangan rakyat.
Apakah Cukup Menunggu Pemilu?
Jika rakyat hanya menunggu pemilu lima tahunan, artinya mereka membiarkan tim sepak bola bernama Indonesia makin kacau. Pergantian kapten tidak akan menyelesaikan masalah jika pelatih tidak punya strategi, pemain bertahan rapuh, kiper bocor, dan manajemen amburadul.
Rakyat harus aktif setiap hari dengan mengawasi jalannya permainan, memastikan aturan main berjalan dengan sehat, menjaga sumber daya, dan memberi koreksi saat pemain atau pelatih salah langkah. Partisipasi sehari-hari, dari kejujuran dan keadilan hingga suara kritis yang merupakan energi yang menjaga stamina tim.
Tanpa keterlibatan rutin, tim terus kalah. Dengan rakyat terlibat, Indonesia dapat memperkuat seluruh tim untuk meraih kemenangan sejati: kesejahteraan dan keadilan.