Berita

Pengkhianatan Sumpah Pancasila: Cerminan Cacatnya Struktur Ketatanegaraan
Berita Terbaru

Pengkhianatan Sumpah Pancasila: Cerminan Cacatnya Struktur Ketatanegaraan

Oleh Rinto Setiyawan – Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id - Setiap pejabat negara mulai dari Presiden, anggota DPR, Hakim, Panglima TNI, hingga Kepala Desa mengawali jabatannya dengan mengucapkan sumpah atau janji. Dan dalam setiap teks sumpah itu, terpatri kalimat sakral:
"…setia kepada Pancasila sebagai dasar negara dan akan mempertahankannya serta mengamalkannya secara murni dan konsekuen."

Namun, apakah sumpah itu sungguh hidup dalam perilaku mereka? Ataukah ia hanya seremonial bibir yang hampa dari kesungguhan? Fakta di lapangan memberi jawaban yang menyakitkan: Pancasila dikhianati di setiap level kekuasaan.

Sumpah Diucapkan, Pancasila Dilanggar

Lihatlah realitas hari ini. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, ditukar dengan ketamakan. Para pejabat yang disumpah atas nama Tuhan justru menyuburkan praktik korupsi berjamaah. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dilanggar ketika rakyat diperlakukan seperti angka statistik, bukan manusia bernyawa.

Pada Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, dilucuti oleh polarisasi kelompok yang sengaja dipelihara demi kekuasaan. Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, berubah menjadi oligarki yang dikuasai segelintir elite. Dan Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia? Ironis karena keadilan hari ini lebih mudah dibeli daripada diperjuangkan.

Mengapa Para Pejabat Mudah Mengkhianati Dasar Negara?

Karena struktur ketatanegaraan kita rusak. Sistem yang mestinya menjaga marwah konstitusi, justru memproduksi pejabat yang transaksional, elitis, dan tak berjiwa negarawan.
Sumpah Pancasila menjadi formalitas tanpa pengawasan. Tidak ada mekanisme yang benar-benar membuat pejabat bertanggung jawab atas pelanggaran sumpahnya. Konsekuensi etis dan hukum dari pelanggaran sumpah nyaris nihil.

Sistem meritokrasi digantikan nepotisme. Prinsip-prinsip kedaulatan rakyat digantikan komodifikasi jabatan. Maka pengkhianatan terhadap Pancasila bukan sekadar kesalahan moral individu, tetapi cerminan cacat struktural negara.

Pancasila Harusnya Bukan Dekorasi, Tapi Pondasi

Pancasila bukan dokumen museum. Ia adalah ruh hidup bangsa. Bila pejabat negara menyimpang dari Pancasila, maka bangsa kehilangan arah. Bila sumpah Pancasila hanya dibaca tanpa niat menghayati, maka seluruh bangunan negara akan runtuh secara etis.

Penutup

Hari ini kita tidak hanya menghadapi krisis ekonomi, krisis keadilan, atau kejahatan politik. Yang paling berbahaya adalah krisis integritas pejabat negara mereka yang telah bersumpah setia kepada Pancasila, tapi menjadi pelopor pelanggaran terhadap nilai-nilainya.

Maka, pengkhianatan terhadap sumpah Pancasila bukanlah kesalahan personal belaka. Ia adalah tanda bahwa negara ini sedang berdiri di atas sistem yang salah arah dan salah urus.**

Sudah saatnya kita tidak hanya menggugat pejabatnya, tapi merombak struktur yang membuat mereka lupa kepada sumpahnya.