beritax.id - Penetapan mahasiswa Universitas Indonesia sebagai tersangka aksi Hari Buruh mendapat sorotan tajam dari Partai X. Penangkapan Cho Yong Gi, mahasiswa Ilmu Filsafat UI yang hadir sebagai tim medis dalam aksi May Day, dikecam karena dianggap bentuk penyempitan ruang demokrasi dan kriminalisasi warga negara yang sedang menjalankan peran sosialnya.
Dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPR/MPR RI pada 1 Mei lalu, kepolisian menetapkan 14 orang sebagai tersangka. Mereka dituding tidak membubarkan diri sesuai perintah aparat. Ketua Prodi Filsafat UI dan dosen Cho membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan Cho hanya bertugas sebagai relawan medis dan telah mengenakan atribut medis yang lengkap saat kejadian.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa pemerintah dan aparat seharusnya bekerja melindungi, melayani, dan mengatur rakyat secara adil. Bukan malah memberangus suara rakyat dengan dalih ketertiban.
Menurutnya, “Kalau rakyat yang bersuara langsung ditangkap, tapi oligarki yang merampas kekayaan bangsa justru disambut dengan karpet merah, ini bukan negara hukum, ini negara dagelan.”
Partai X menekankan bahwa protes rakyat terhadap sistem yang timpang adalah bentuk peringatan sosial. Jika diperlakukan sebagai kejahatan, maka demokrasi hanya akan tinggal nama. Partai X menilai pengusutan terhadap relawan medis seperti Cho adalah bentuk pemiskinan moral dalam birokrasi keamanan negara.
Partai X memegang prinsip bahwa politik adalah perjuangan untuk menjalankan kewenangan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam pandangan Partai X, rakyat adalah pemilik kedaulatan. Pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi mandat untuk melayani, bukan menindas.
Bagi Partai X, jika aparat negara tak mampu melindungi hak konstitusional rakyat untuk berekspresi, maka mereka tak layak disebut sebagai pelayan rakyat. Sebaliknya, tindakan membungkam suara rakyat hanya akan memperkuat stigma bahwa kekuasaan hari ini bukan untuk rakyat, melainkan untuk pejabat.
Partai X menyerukan empat langkah strategis:
X-Institute melalui Sekolah Negarawan berkomitmen menanamkan nilai-nilai kebangsaan, integritas, dan kepemimpinan untuk membangun bangsa. Program ini penting agar rakyat tidak hanya terlatih bersuara, tetapi juga terlatih mengelola kekuasaan untuk rakyat.
Partai X menegaskan: negara yang sehat bukan yang bebas dari kritik, melainkan negara yang menjamin kritik dilindungi, bukan dibungkam. Negara kuat bukan yang menangkap mahasiswa, tapi yang berani menindak pengkhianat rakyat di balik meja kekuasaan.