Berita

Rakyat Berdaulat Kembali Melalui Perubahan Struktur Ketatanegaraan
Berita Terbaru

Rakyat Berdaulat Kembali Melalui Perubahan Struktur Ketatanegaraan

Oleh Rinto Setiyawan – Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id - Bangsa ini tidak akan bangkit hanya dengan mengganti pemimpin. Kita butuh mengganti kerangka berpikir dan kerangka struktur bernegara. Karena akar dari ketimpangan, korupsi kekuasaan, dan jauhnya kesejahteraan dari tangan rakyat, bukan terletak pada moralitas individu semata, tapi pada rusaknya struktur ketatanegaraan kita.

Struktur yang kita anut hari ini telah menjauh dari prinsip falsafah kebangsaan kita sendiri. Terlalu legalistik, terlalu berorientasi kekuasaan, dan kehilangan jiwanya. Sudah saatnya kita kembali menata ulang negara ini—bukan sekadar dari aspek hukum positif, tapi dari falsafah hidup bangsa itu sendiri.

Dalam khazanah Jawa, dikenal prinsip falsafah yang sangat dalam dan relevan: “Sedulur Papat Limo Pancer.”

Maknanya, bahwa manusia sejati memiliki lima unsur pengikat diri: empat saudara (sedulur papat) dan satu pusat jiwa (pancer). Jika kita tarik ke dalam konteks kenegaraan, pancer itu adalah rakyat—jiwa dari sebuah bangsa. Sedangkan sedulur papat adalah empat kekuatan yang menyatu dan menopang tubuh negara agar hidup secara utuh dan berimbang.

Komponen Mandataris Rakyat

Untuk mewujudkan negara yang kembali berpijak pada kedaulatan rakyat, struktur kenegaraan yang baru harus menjadikan rakyat sebagai pusat (pancer), dan menyerahkan mandat kepada empat pilar utamanya:

  1. Kaum Intelektual – Sebagai otak negara, mereka bertugas merancang, mengkaji, dan memberi arah berdasarkan ilmu pengetahuan. Tanpa mereka, negara akan buta arah dan mudah dikuasai opini sesaat.
  2. Kaum Agama dan Spiritual – Mereka adalah hati bangsa, penjaga moral, etika, dan nilai luhur yang memberi ruh dalam setiap kebijakan. Tanpa mereka, negara kehilangan batas nurani.
  3. TNI dan Polri – Adalah tulang dan kerangka negara. Mereka menjaga ketegakan, keamanan, dan integritas republik. Tanpa mereka, negara tak punya kekuatan raga.
  4. Kaum Budaya dan Adat Istiadat – Mereka adalah darah dan daging negara. Menjaga identitas, nilai-nilai lokal, kearifan nenek moyang agar pembangunan tidak mencabut akar.

Keempatnya adalah wakil fungsional rakyat, bukan elite pejabat yang lahir dari kompetisi kuasa, tapi negarawan sejati yang dititahkan rakyat karena kapasitas dan kemurnian niatnya.

Siapa Itu Negarawan?

Menurut kami di Sekolah Negarawan, negarawan adalah pribadi yang bijaksana, berwibawa, visioner, serta ahli dalam ilmu kenegaraan, ilmu pemerintahan, dan ilmu politik. Ia adalah mereka yang telah selesai dengan urusan pribadinya, tidak lagi mencari nama atau harta, tetapi benar-benar ingin mengabdi untuk membangun masa depan bangsanya.

Negarawan bukan sekadar pejabat. Ia menjadi arsitek kebijakan negara yang berpijak pada prinsip-prinsip dasar keadilan, efisiensi, transparansi, dan keberpihakan pada rakyat kecil.

Negarawan hadir bukan untuk memimpin dengan arogansi, melainkan untuk menjadi pengikat antara jiwa rakyat dan arah bangsa.

Saatnya Rakyat Bangkit Kembali

Sudah cukup kita dibodohi dengan struktur ketatanegaraan yang membiarkan elite memperjualbelikan kekuasaan atas nama demokrasi. Kini saatnya rakyat mengambil kembali mandatnya, bukan melalui amarah, tapi melalui perubahan struktur tata negara yang menempatkan rakyat sebagai pancer dan menugaskan sedulur papat sebagai pelaksana amanahnya.

Jika Anda adalah orang yang telah selesai dengan diri Anda, punya panggilan untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat, dan siap menjadi negarawan sejati, kami mengundang Anda untuk bergabung.

Silakan hubungi admin Sekolah Negarawan X Institute di nomor: 0811 35 2211

Mari kita mulai langkah bersama untuk mengembalikan kedaulatan rakyat dan membangun struktur negara yang berpijak pada jiwa bangsa sendiri.