beritax.id - Dalam perjalanan spiritual dan intelektual Cak Nun, gagasan Konstitusi Langit bukan sekadar konsep idealis utopis yang jauh dari realitas. Justru sebaliknya, gagasan ini lahir dari kejujuran batin, dialektika panjang dengan realitas bangsa, dan kepekaan spiritual yang mendalam. Namun, dalam perjalanannya, gagasan ini selalu berhadapan dengan dua golongan besar: golongan kafir dan golongan munafik.
Golongan pertama adalah kafir, yakni mereka yang tidak percaya sama sekali pada gagasan Konstitusi Langit, bahkan mencemoohnya secara terang-terangan. Golongan ini bukan sekadar tidak tahu, tetapi memang tidak mau tahu dan tidak mau terlibat. Mereka adalah orang-orang yang justru menikmati kerusakan sistem negara saat ini, di mana oligarki, kekuasaan eksklusif, dan privilese berjaya.
Kelompok ini terdiri dari:
Golongan kafir ini sangat sadar bahwa jika Konstitusi Langit ala Cak Nun diwujudkan, sistem akan berubah radikal: kedaulatan murni di tangan rakyat, distribusi kekuasaan transparan, dan sumber daya dikembalikan untuk kemakmuran umum. Maka, posisi nyaman mereka akan runtuh, ibarat atap rumah bocor yang selama ini mereka gunakan untuk bersembunyi.
Golongan kedua adalah munafik, yakni mereka yang secara lisan mengakui kebenaran gagasan Konstitusi Langit, tetapi menolak menjalankan. Pada golongan ini bahkan lebih berbahaya, karena mereka kerap menyusup ke dalam gerakan rakyat, termasuk ke dalam simpul-simpul Maiyah sendiri.
Ciri khas mereka:
Kedua golongan ini ibarat penghuni sebuah bangunan rusak parah. Rumahnya atap bocor di mana-mana, saluran air mampet, sirkulasi pengap, keramik terkelupas, dinding lembab, kamar mandi bau, dapur kotor, dan fondasi retak parah. Anehnya, mereka tetap berkata, "Semua baik-baik saja," demi mempertahankan kenyamanan semu yang mereka nikmati.
Kini saatnya kita memilih: tetap menjadi kafir atau munafik, atau bertransformasi menjadi mukmin, yaitu golongan yang percaya pada kebenaran Konstitusi Langit Cak Nun, dan siap menjalankan.
Seorang mukmin menjalani dakwah dalam tiga tahapan:
Konsep Konstitusi Langit bukan sekadar "cita-cita tinggi", melainkan perintah moral dan spiritual agar bangsa ini kembali ke rel kedaulatan rakyat, bebas dari cengkeraman oligarki, dan selaras dengan kehendak ilahi.
Sudah saatnya kita berani memutus kenyamanan semu, meninggalkan zona abu-abu kemunafikan, dan menjemput peran sejati sebagai mukmin dan eksekutor perubahan.